Minggu, 17 Agustus 2008

Peran APoteker dalam meningkatkan IPM

Hari Sabtu, Tanggal 16 Agustus, saya mengikuti rapat Dinas Kesehatan Kota Bandung. Temanya adalah program penanganan obstetri neonatus emergensi komprehensif (PONEK) di rumah sakit yang berlokasi di Kota Bandung. Program ini dilatarbelakangi masih tingginya tingkat kematian ibu hamil dan anak baru lahir di Kota Bandung khususnya, dan Jawa barat umumnya.

Setelah mengikuti penjelasan dari Dinas Kesehatan serta Ketua IDI Jabar, saya sempat terhenyak, ketika melihat angka-angka yang cukup memprihatinkan terkait IPM Jabar dalam pembangunan bidang kesehatan. Sungguh memprihatinkan, ternyata Jabar yang terlihat cukup maju, berada jauh dibandingkan Jatim, Jateng, dan Banten. Dan Bandung, ternyata memiliki indeks yang parah di Jawa Barat, sejajar dengan Garut dan Pedalaman Jabar. Dan yang membuat geram, tidak ada sedikitpun disinggung peran Apoteker dalam membantu meningkatkan IPM tersebut. Dokter, Perawat dan Bidan seakan sudah menjadi ikon mutlak menjadi pahlawan-pahlawan di bidang kesehatan tersebut.

Menyoal kesehatan tentu mesti melibatkan seluruh tenaga kesehatan, termasuk apoteker juga tentunya. Nah, sebagai apoteker, apa saja yang sudah kita lakukan dalam ikut membantu masyarakat meningkatkan kualitas kesehatan?
Saya pikir, masih sedikit sekali apoteker di Kota Bandung ini yang berada di garis depan terlibat langsung mengenali masalah yang ada di tengah masyarakat. Jadi, wajar bila peran aktif Apoteker dalam pembangunan kesehatan masih terbatas pembuat dan penyalur obat semata.

Bukan salah para apoteker bila mereka seakan tidak punya akses langsung ke masyarakat, toh tugas dan fungsi yang diajarkan selama perkuliahan tidak secara gamblang menampilkan potret apoteker yang dibutuhkan langsung oleh masyarakat. Selama ini apoteker hanya dikaitkan membuat obat di pabrik, dan menjadi penanggung jawab apotek.

Saya punya gagasan sederhana, mari kita niatkan pengabdian kita di apotek menjadi promotor kesehatan dan informan yang tanpa pamrih mengajak seluruh masyarakat sekitar apotek kita sehat semua. Mungkin dengan lebih banyak apoteker berada di apotek, realita masyarakat kita yang hidupnya sudah setengah mati ini, akan menyentuh nurani kita untuk lebih peduli pada kehidupan sehari-hari.

Mudah-mudahan, ketika masyarakat datang ke apotek yang ada di kota Bandung, maka tidak ada lagi masyarakat yang tidak menemukan apoteker di apotek kita.
MERDEKA!!

Tidak ada komentar: